• Home
  • Ekonomi
  • Politik
  • Tips Remaja
  • Sejarah
  • Loker
/*------kosong-------*/

Sejarah Kampung Bordir Di Kecamatan Kawalu

Sejarah Kecamatan Kawalu --  Tasikmalaya saat ini dikenal sebagai daerah penghasil ”home industry” Bordir di Kota Tasikmalaya. Dengan 33 Sentra Bordir yang tersebar di 10 Kelurahan, Kawalu mengalami percepatan ekonomi paling pesat dibanding kecamatan lain. Pasalnya, produksi bordir Kawalu tersebut, selain merambah pangsa pasar kecil di Priangan Timur, juga
merambah pasar di kawasan Ibu Kota Jakarta khususnya Pasar Tanah Abang dan Manca
Negara. Tak sedikit, sejumlah pedagang dari dalam Kota maupun luar Kota singgah ke
Kawalu untuk sekedar mengetahui proses produksi maupun bertransaksi untuk di jual di sejumlah pasar di Jawa Barat dan DKI Jakarta. 

Sejarah Kampung Bordir Di Kecamatan Kawalu
Contoh Bordiran Mukena


Bahkan sejumlah Pejabat dari tingkat Menteri sampai Presiden RI ke - 6 Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menyempatkan diri berkunjung ke Kawalu untuk mengetahui keberadaan produksi Bordir. Sekretaris Kecamatan Kawalu, Nunu Nugraha mengatakan, perkembangan bordir tasikmalaya telah muncul sejak tahun 1980. Saat itu, hampir
seluruh masyarakat menjadi pekerja bordir yang dipelopori H. Zarkasih. Setiap perkampungan terutama di Kelurahan Tanjung disibukkan dengan produksi bordir yang
saat itu masih menggunakan mesin kejek (mesin jahit yang di operasikan dengan kaki).
Dan, lambat laun pengusaha- pengusaha baru pun bermunculan dengan jenis produksi bordir yang beragam, mulai dari kerudung, pakaian muslim laki- laki dan perempuan, mukena, sampai taplak meja. 

Alhasil bantuan dari Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat juga terus mengalir, sehingga ‘home industri’ bordir Kawalu terus mengalami kemajuan pesat sampai saat ini. Nunu pun mengungkapkan, selain H. Zarkasih yang dikenal sebagai pelopor Bordir, ada
juga pengusaha perempuan Haryati yang produksi bordirnya telah melanglang buana hingga Singapura dan Malaysia. Bahkan, di era Pemerintahan Syarif Hidayat, Bordir Kawalu dikenalkan di Australia dan Afrika. ”Dan kalau dulu mah hanya tingkat Jakarta, sekarang boleh dibilang sudah Go Internasional” tandasnya. 

Kecamatan Kawalu sendiri, lanjut Nunu, selain dikenal sebagai kampung bordir, juga dikenal sebagai daerah lahirnya pejabat Nasional. Mulai dari Alm. Jendral Polisi Banurusman (Mantan Kapolri 1993 - 1996) sampai Wakapolri Irjend. Nana Permana (Pasca Alm. Banurusman). Tak hanya itu, sejumlah pejabat tingkat Daerah seperti mantan Wali Kota Tasikmalaya, Syarif Hidayat periode 2007 - 2012,
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya dua periode, Deni Romdhoni dan sejumlah Pengusaha berlevel Nasional seperti H. Zarkasih, H. Wawan Al Amin, Hj. Haryati dan lainnya, merupakan ‘pituin’ asli ”Urang Kawalu”. 

”Dapat dibayangkan masih banyaknya daerah
pegunungan yang dibelah sungai ciwulan sangat mempersulit akses masyarakat dalam
bersinggungan dengan masyarakat lain” ujarnya. Kendati demikian, kata Nunu, kalau dikaji secara historis bahwa Kecamatan Kawalu pada awalnya sebagai pusat pemerintahan di era
Kabupaten Sukapura Tahun 1913. ”Makanya sangat wajar kalau di abad modern ini,
Kawalu semakin dikenal di daerah lain karena dari sejarahnya juga bahwa Kawalu pusat pemerintahan di jaman Kab. Sukapura. 

Sejarah Kampung Bordir Di Kecamatan Kawalu - Berarti saat itu, urang Kawalu mah geus leuwih maju dina tarap ekonomi dan pendidikanna dibanding kecamatan lain” tuturnnya. Situs Sejarah Syeikh Abdul Gharib Di Kec. Kawalu pun, ungkap Nunu, terdapat Makam Waliyullah, Syekh Haji Abdul Ghorib, tepatnya di Kp. Cibieas, seorang ulama besar penyebar Agama Islam di Tatar Sunda yang dilahirkan di daerah Kudus (waktu itu termasuk daerah Kerajaan Mataram Jawa Tengah) sekitar tahun 1655 M / 1076 H. Hingga saat ini, keberadaan Makam Syeikh Abdul Gharib sering dikunjungi peziarah sehingga oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya ditetapkan sebagai area Wisata Budaya Religi di Tahun 2008. Tak hanya itu, untuk bidang perkebunan juga, Kecamatan Kawalu termashur sebagai daerah penghasil Salak Pontas (Pondoh Tasik) dengan areal perkebunan seluas 629 Hektar.