• Home
  • Ekonomi
  • Politik
  • Tips Remaja
  • Sejarah
  • Loker
/*------kosong-------*/

Blogger Kawalu Tasikmalaya

Selamat Datang Di Blog Update Informasi Dan Kabar Terbaru 2014

Anda Berada Di Tempat Yang Benar

Karena Blog Kami Akan Selalu Menghadirkan Kabar-Kabar Terhangat Dari Dunia Entertainment, Tips Dan Cara Cara, Teknologi Gadget, Ponsel, Dan Lintas Fashion Terbaru 2014

Tetaplah Staytuned Di Blogger Kawalu Tasikmalaya

Karena Anda Kami Ada, Dan Kami Ada Untuk Anda !

Terima Kasih Atas Kebersamaan Anda Selama Ini Sangatlah Kami Hargai

Blogger Kawalu Tasikmalaya Adalah Salah Satu Dari Sekian Banyaknya WEB atau Situs-situs Terkemuka Di Indonesia Yang Terpercaya Lebih Dari 10 Tahun

Di Ulas Secara Apik Dan Gamblang, Sedikit Basa Basi Namun Pasti

Sajian Berita Teraktual, Tajam Dan Dan Netral

Kenapa BBM Langka? Dan Apa Penyebabnya ?

Upaya masyarakat dalam mengatasi masalah Kelangkaan BBM memang tidak bisa dipungkiri. Setiap masalah dapat diatasi dengan baik, misalnya ketika minyak tanah dibuat langka mereka menerima begitu saja program konversi ke gas elpiji, walaupun ada ketakutan tentang kemungkinan meledak. Ironisnya gas elpiji yang mereka dapatkan dengan gratis kemudian dijual untuk ditukar dengan minyak tanah (yang terpaksa) dibeli dengan harga tinggi. 

Kemudian, langkanya solar untuk mengeringkan (oven) tembakau dan horor mengenai gas elpiji yang mudah meledak, mereka tetap punya solusi dengan menggunakan kayu bakar sebagai alternatif walaupun dengan resiko merusak hutan. Namun solusi ini tetap menjadi sesuatu yang tambal sulam, seperti halnya cara masyarakat menyingkapi kehidupan sehari-harinya. Bagi masyarakat tidak ada masalah tanpa penyelesaian; mereka tetap berusaha mengatasinya. 

KELANGKAAN BAHAN BAKAR MINYAK
PENYEBAB KELANGKAAN BBM
Kejadian demikian membutuhkan solusi yang lebih komprehensif tanpa menafikkan solusi mikro yang merupakan warna dari masyarakat yang bisa menyelesaikan sendiri. Untuk itu, kita bisa memulai analisis dengan tiga pendekatan yang menyebabkan masalah itu terjadi, yaitu: masalah teknis instrumental, faktor kegiatan ekonomi spekulatif, dan faktor perspektif politik ekonomi yang dianut dalam melahirkan kebijakan itu. Mari kita meneropong dari cara pandang teknis instrumental bahwa BBM yang langka, terjadinya banyak disebabkan oleh persediaan BBM bersubsidi berkurang dan akhirnya tidak mampu memenuhi kebutuhan daerah maupun nasional – namun untuk kepentingan stabilitas ibukota Jakarta telah dijadikan prioritas lebih dahulu. Berkurangnya persediaan/stok BBM secara jelas disebabkan adanya kebijakan pemerintah dalam menjalankan konversi minyak tanah ke gas LPG, akibat terjadinya goncangan harga minyak dunia sebelumnya. 

Harga minyak dunia yang meningkat itu menyebabkan kemampuan negara dalam pembiayaan Pertamina untuk melakukan kegiatan impor BBM menjadi sangat terbatas dan terkunci oleh kemampuan fiskal. Akibat yang terjadi antara lain; Pertamina tidak dapat memenuhi kebutuhan kilang minyak, selanjutnya memberikan efek berkurangnya pasokan BBM. Lalu bagaimana dengan cara melihat dari faktor kegiatan ekonomi spekulatif yang berasal dari masalah tata niaga dalam negeri dan luar negeri? Pada masalah tata niaga dalam negeri adanya BBM bersubsidi dan BBM tidak bersubsidi untuk industri menyebabkan disparitas harga yang mau tidak mau akan meningkatkan spekulasi bagi para pedagang untuk mengambil situasi ini sebagai keuntungan. 

Disparitas harga ini telah menyebabkan terjadinya pasar gelap karena asimetrisnya informasi ketersediaan BBM. Ini dapat dianalisis sebagai kecenderungan sebagian pasokan BBM untuk masyarakat pada tahap distribusi diselewengkan ke industri, ditimbun dengan melihat perbandingan tingkat kenaikan harga BBM non subsidi yang begitu tinggi. Jadi kebijakan pemerintah menghapuskan sebagian subsidi memiliki dampak buruk yakni ekonomi gelap yang terus terjadi tidak hanya di tingkat nasional, juga telah terjadi di daerah. Sedangkan pemerintah tidak punya sebuah sistem yang kuat untuk mencegah terjadinya moral hazard ekonomi semacam ini. Terakhir kita dapat mengamati fenomena ini sebagai faktor politik ekonomi tentang penguasaan dan harga minyak dunia. Cara pandang dunia dalam melihat barang ekonomi pulalah yang menyebabkan terjadinya spekulasi secara lokal dan internasional.

Dan persediaan yang ada (reserved) tidak berimbang di tingkat daerah maupun nasional. Kita bisa melihat di Indonesia sejak pemerintah Soeharto telah melakukan liberalisasi sektor hulu migas sehingga nyaris 100% produksi minyak Indonesia dikuasai asing. Hal itu berlanjut setelah reformasi 1998, pemerintah dan DPR melakukan kesalahan fatal dalam merancang sebuah kebijakan dalam bentuk UU Migas no 22 tahun 2001. 


SIDAK PRESIDEN SBY DI BEBERAPA POM BENSIN
PRESIDEN SBY SIDAK PENGISIAN BAHAN BAKAR


Amerika dan Eropa telah mampu menyetir beberapa ahli Indonesia dan lembaga- lembaga pro demokrasi liberal untuk melahirkan Undang- undang yang draftnya berisikan tentang liberalisasi ekonomi di sektor migas melaui sebuah lembaga bantuan asing . Lembaga internasional dalam bidang ekonomi itu berhasil meracuni Indonesia yang baru tumbuh dalam fasa demokrasi untuk menganut sikap
kebijakannya berupa liberalisasi di sektor hulu dan memberikan karpet merah bagi swasta kroni dan asing untuk melakukan investasi dalam bisnis SPBU dan pendristibusian BBM yang sebenarnya bertentangan dengan UUD 45 mengenai penguasaan komoditas vital untuk kesejahteraan rakyat banyak. 

Kegiatan liberalisasi di atas yang sering disebut dengan kebijakan sektor hilir (downstream) migas ini
mendorong pemerintah atau secara spesifik regulator BBM, untuk menaikan harga dengan cara mengurangi subsidi dalam bentuk menarik investor asing . Inilah yang disebut dengan kesalahan cara
pikir dalam politik ekonomi yang dianut pemerintahan kita.

Jadi kesimpulan dari Apa Penyebabnya? Dan Kenapa Rakyat juga-lah yang paling sering menanggung dampak dari kenaikan Kelangkaan BBM saat ini ?  Jelas kita hanya bisa mengembalikan semua pertanyaan itu kepada Pemerintaan Pusat beserta Menteri terkait. Saya sendiri terkadang Emosi, mengingat, melihat beberapa Masyarakat Indonesia, terutama yang berada di area Pinggiran, atau juga mereka yang memiliki Hak untuk mendapatkan Jatah Subsidi BBM ,namun nyatanya tidak Tepat Sasaran alias keburu Bocor Dijalan...he he he he... Kaya ember saja ya pemirsa?

PENGARUH KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

Setiap perusahaan didirikan
untuk dapat mencapai suatu
tujuan. Banyak hal yang
dijadikan sebagai tujuan
dalam mendirikan suatu
usaha. Tujuan yang paling utama dalam mendirikan
sebuah perusahaan adalah
memperoleh keuntungan.
Begitupun yang menjadi
tujuan pengusaha di sentra
industri bordir Kawalu. Akan tetapi berdasarkan hasil
observasi dan wawancara
penulis di sentra industri
bordir Kawalu terjadi
penurunan tingkat
keberhasilan usaha yang diindikasikan dengan
menurunnya jumlah output
produksi. Melihat penomena
yang ada penulis memiliki
dugaan bahwa faktor yang
cukup besar mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut
adalah kemampuan
kreativitas dan inovasi
pengusahanya yang masih
rendah. Berdasarkan hal tersebut,
maka penelitian ini antara lain
bertujuan untuk mengetahui:
gambaran kemampuan
kreativitas pengusaha bordir
di kecamatan Kawalu, gamabaran inovasi pengusaha
bordir di kecamatan Kawalu,
gambaran keberhasilan usaha
bordir di kecamatan kawalu.
Mengetahui pengaruh
kemampuan kreativitas terhadap keberhasilan usaha
bordir di kecamatan Kawalu.
Mengetahui pengaruh inovasi
terhadap keberhasilan usaha
bordir di kecamatan Kawalu.
Mengetahui pengaruh kemampuan kreativitas dan
inovasi terhadap keberhasilan
usaha. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian
deskriptif dan verifikatif,
dengan metode penelitian
survey explanatory. Jumlah
populasi dalam penelitian sebanyak 982 pengusaha,
tehnik penarikan sampel yang
digunakan adalah
proportionate stratified
random sampling, dengan
menggunakan tehnik slovin maka diperoleh jumlah sampel
sebesar 100 pengusaha. Data
yang digunakan berupa data
ordinal dan interval, tehnik
analisis data menggunakan
methode successive interval (MSI), korelasi pearson
product moment dan analisis
regresi linier berganda yang
menggunakan koefisien
determinasi (r-square).
Pengujian hipotesis menggunakan uji F (F-test)
untuk melihat pengaruh
simultan dan uji t (t-test)
untuk melihat pengaruh
secara parsial. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan
kreativitas dan inovasi
berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan usaha
bordir Kawalu. Hasil penghitungan korelasi sebesar
0,515 artinya terdapat korelasi
yang sedang antara
kemampuan kreativitas dan
inovasi dengan keberhasilan
usaha. Besarnya pengaruh kemampuan kreativitas dan
inovasi terhadap keberhasilan
usaha adalah sebesar 26,5%
dan sisanya 73,5% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak
diteliti oleh peneliti.

Sejarah Kampung Bordir Di Kecamatan Kawalu

Sejarah Kecamatan Kawalu --  Tasikmalaya saat ini dikenal sebagai daerah penghasil ”home industry” Bordir di Kota Tasikmalaya. Dengan 33 Sentra Bordir yang tersebar di 10 Kelurahan, Kawalu mengalami percepatan ekonomi paling pesat dibanding kecamatan lain. Pasalnya, produksi bordir Kawalu tersebut, selain merambah pangsa pasar kecil di Priangan Timur, juga
merambah pasar di kawasan Ibu Kota Jakarta khususnya Pasar Tanah Abang dan Manca
Negara. Tak sedikit, sejumlah pedagang dari dalam Kota maupun luar Kota singgah ke
Kawalu untuk sekedar mengetahui proses produksi maupun bertransaksi untuk di jual di sejumlah pasar di Jawa Barat dan DKI Jakarta. 

Sejarah Kampung Bordir Di Kecamatan Kawalu
Contoh Bordiran Mukena


Bahkan sejumlah Pejabat dari tingkat Menteri sampai Presiden RI ke - 6 Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menyempatkan diri berkunjung ke Kawalu untuk mengetahui keberadaan produksi Bordir. Sekretaris Kecamatan Kawalu, Nunu Nugraha mengatakan, perkembangan bordir tasikmalaya telah muncul sejak tahun 1980. Saat itu, hampir
seluruh masyarakat menjadi pekerja bordir yang dipelopori H. Zarkasih. Setiap perkampungan terutama di Kelurahan Tanjung disibukkan dengan produksi bordir yang
saat itu masih menggunakan mesin kejek (mesin jahit yang di operasikan dengan kaki).
Dan, lambat laun pengusaha- pengusaha baru pun bermunculan dengan jenis produksi bordir yang beragam, mulai dari kerudung, pakaian muslim laki- laki dan perempuan, mukena, sampai taplak meja. 

Alhasil bantuan dari Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat juga terus mengalir, sehingga ‘home industri’ bordir Kawalu terus mengalami kemajuan pesat sampai saat ini. Nunu pun mengungkapkan, selain H. Zarkasih yang dikenal sebagai pelopor Bordir, ada
juga pengusaha perempuan Haryati yang produksi bordirnya telah melanglang buana hingga Singapura dan Malaysia. Bahkan, di era Pemerintahan Syarif Hidayat, Bordir Kawalu dikenalkan di Australia dan Afrika. ”Dan kalau dulu mah hanya tingkat Jakarta, sekarang boleh dibilang sudah Go Internasional” tandasnya. 

Kecamatan Kawalu sendiri, lanjut Nunu, selain dikenal sebagai kampung bordir, juga dikenal sebagai daerah lahirnya pejabat Nasional. Mulai dari Alm. Jendral Polisi Banurusman (Mantan Kapolri 1993 - 1996) sampai Wakapolri Irjend. Nana Permana (Pasca Alm. Banurusman). Tak hanya itu, sejumlah pejabat tingkat Daerah seperti mantan Wali Kota Tasikmalaya, Syarif Hidayat periode 2007 - 2012,
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya dua periode, Deni Romdhoni dan sejumlah Pengusaha berlevel Nasional seperti H. Zarkasih, H. Wawan Al Amin, Hj. Haryati dan lainnya, merupakan ‘pituin’ asli ”Urang Kawalu”. 

”Dapat dibayangkan masih banyaknya daerah
pegunungan yang dibelah sungai ciwulan sangat mempersulit akses masyarakat dalam
bersinggungan dengan masyarakat lain” ujarnya. Kendati demikian, kata Nunu, kalau dikaji secara historis bahwa Kecamatan Kawalu pada awalnya sebagai pusat pemerintahan di era
Kabupaten Sukapura Tahun 1913. ”Makanya sangat wajar kalau di abad modern ini,
Kawalu semakin dikenal di daerah lain karena dari sejarahnya juga bahwa Kawalu pusat pemerintahan di jaman Kab. Sukapura. 

Sejarah Kampung Bordir Di Kecamatan Kawalu - Berarti saat itu, urang Kawalu mah geus leuwih maju dina tarap ekonomi dan pendidikanna dibanding kecamatan lain” tuturnnya. Situs Sejarah Syeikh Abdul Gharib Di Kec. Kawalu pun, ungkap Nunu, terdapat Makam Waliyullah, Syekh Haji Abdul Ghorib, tepatnya di Kp. Cibieas, seorang ulama besar penyebar Agama Islam di Tatar Sunda yang dilahirkan di daerah Kudus (waktu itu termasuk daerah Kerajaan Mataram Jawa Tengah) sekitar tahun 1655 M / 1076 H. Hingga saat ini, keberadaan Makam Syeikh Abdul Gharib sering dikunjungi peziarah sehingga oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya ditetapkan sebagai area Wisata Budaya Religi di Tahun 2008. Tak hanya itu, untuk bidang perkebunan juga, Kecamatan Kawalu termashur sebagai daerah penghasil Salak Pontas (Pondoh Tasik) dengan areal perkebunan seluas 629 Hektar.

Evakuasi Korban Longsor Di Taraju Tasikmalaya

Proses evakuasi korban tanah
longsor di Tasikmalaya, Jawa
Barat, berlangsung lambat.
Sebab, tim pencari dan para
relawan melakukan pencarian
dengan menggunakan peralatan sederhana. Mereka terlihat begitu sulit
memindahkan batu-batu besar
dari longsoran tanah yang
diduga menimpa para korban.
Sementara akibat kondisi jalan
yang sempit, diduga telah membuat alat berat sulit
menjamah wilayah tersebut. Sehingga dengan peralatan
seadanya, para tukang batu
berusaha memecah batu
dibantu dengan para relawan
yang kemudian
mengangkutnya. Meskipun puluhan relawan
dari gabungan TNI, Polri, dan
warga sekitar telah
diterjunkan, namun hingga
kini korban yang dicari belum
juga ditemukan. Rencananya proses evakauasi tersebut
akan dilanjutkan esok hari.

PENDUDUK KOTA TASIKMALAYA

LOGO KOTA TASIKMALAYA
LOGO LAMBANG KOTA TASIKMALAYA

  • PENDUDUK

Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2006 sebanyak 617.767 orang. Jumlah penduduk ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,56% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2005. Dilihat dari segi komposisinya, penduduk Kota Tasikmalaya lebih banyak laki-laki dari pada perempuan yaitu terdiri dari 309.842 orang laki-laki dan 307.925 orang perempuan dengan sex ratio sebesar 100,62.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan naiknya kepadatan penduduk pada Tahun 2006 yaitu sebesar 3.601 orang/km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Cihideung sebesar 13.775 orang/km2 dan terendah terdapat di Kecamatan Kawalu yaitu sebesar 2.028 orang/km2. Kepadatan penduduk juga dapat dilihat dari rata-rata penduduk per rumahtangga yang mencapai 3,71 sehingga secara umum setiap rumahtangga memiliki 3 sampai dengan 4 orang anggota dalam rumahtangga.

  • TENAGA KERJA

Jumlah Pencari Kerja yang terdaftar selama Tahun 2006 di Dinas Kependudukan, Keluarga Berencana dan Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya sebanyak 12.213 orang yang terdiri dari 6.675 laki-laki dan 5.538 perempuan. Pencari Kerja tersebut yang sudah ditempatkan sebanyak 934 orang yang terdiri dari 454 laki-laki dan 480 perempuan sedangkan pencari kerja yang belum ditempatkan sebanyak 11.279 orang terdiri dari 6.221 laki-laki dan 5.058 perempuan.

Berdasarkan pendidikan yang ditamatkan pencari kerja tersebut terdiri dari Sarjana sebanyak 2.100 orang, Sarjana Muda sebanyak 1.311 orang, SLTA sebanyak 8.027 orang, SLTP sebanyak 588 orang serta tamat SD dan tidak tamat SD sebanyak 151 orang.


PETA KOTA TASIKMALAYA TERBARU

LUAS DAERAH, JUMLAH PENDUDUK DAN RATA-RATA KEPADATAN PENDUDUK TAHUN 2006


Kecamatan Luas Daerah
(km2)
Jumlah Penduduk
(orang)
Rata-rata Kepadatan Penduduk
Per km2 (orang)
Kawalu 41,12 83.403 2.028
Tamansari 28,52 58.852 2.064
Cibeureum 29,41 95.704 3.254
Tawang 5,33 66.823 12.537
Cihideung 5,30 73.007 13.775
Mangkubumi 23,68 78.506 3.315
Indihiang 30,10 83.955 2.789
Cipedes 8,10 77.517 9.570
Jumah : 171,56 617.767 3.601

Sejarah Tasikmalaya

Sejarah Kota Tasikmalaya  - Setelah sebelumnya saya Bahas tentang Sejarah Bordir Di Kecamatan Kawalu sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari rangakaian perjalanan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya tahun 1976 sampai dengan 1981 tonggak sejarah lahirnya kota Tasikmalaya dimulai denngan diresmikannya Kota Administratif Tasikmalaya melalui peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud. Periwtiwa ini di tandai dengan penandatangan Prasasti yang sekarang terletak di depan gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya. Pada waktu yang sama dilantik pula Walikota Administratif Pertama yaitu Drs. H. Oman Roosman oleh Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat H. Aang Kunaefi.

Pada awal pembentukannya, wilayah kota Administratif Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.

Berikut ini urutan pemegang jabatan Walikota Tasikmalaya dari terbentuknya kota administratif sampai menjelang terbentuknya pemerintah Kota Tasikmalaya

Bupati Tasikmalaya Bupati Tasikmalaya Bupati Tasikmalaya
Bupati Tasikmalaya
Bupati Tasikmalaya


Sejarah Kota Tasikmalaya - Berkat perjuangan unsur Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin Bupati saat itu H. Suljana WH beserta tokoh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dirintislah pembentukan Kota Tasikmalaya dengan lahirnya tim sukses pembentukan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H. Yeng Ds. Partawinata SH. bersama tokoh - tokoh masyarakat lainnya. Melalui proses panjang akhirnya dibawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, Kota Tasikmalaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI di Jakarta bersama-sama dengan kota Lhoksumawe, Langsa, Padangsidempuan, Prabumulih, Lubuk Linggau, Pager Alam, Tanjung Pinang, Cimahi, Batu, Sikawang dan Bau-bau.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya, telah mengantarkan Pemerintah Kota Administratif Tasikmalaya melewati pintu gerbang Daerah Otonomi Kota Tasikmalaya untuk menjadi daerah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangga sendiri.

Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya tak lepas dari peran serta semua pihak maupun berbagai steakholder di daerah Kota Tasikmalaya yang mendukung pembentukan tersebut. Tentunya dengan pembentukan Kota Tasikmalaya harus ditindak lanjuti dengan menyediakan berbagai prasarana maupun sarana guna menunjang penyelenggaraan Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Berbagai langkah untuk mempersiapkan prasarana, sarana maupun personil serta komponen-komponen lainnya guna menunjang penyelengaraan Pemerintahan Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan sebagai tuntutan dari pembentukan daerah otonom itu sendiri.


Walikota TasikmalayaPada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja sebagai PJ Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung. Sesusuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah Kelurahan sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54, tetapi dalam perjalanannya melalui Perda No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status Desan menjadi Kelurahan, desa-desa dilingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan, sedangkan kedelapan kecamatan tersebut antara lain : 

  1. Kecamatan Tawang
  2. Kecamatan Cihideung
  3. Kecamatan Cipedes
  4. Kecamatan Indihiang
  5. Kecamatan Kawalu
  6. Kecamatan Cibeureum
  7. Kecamatan Mangkubumi
  8. Kecamatan Tamansari
Sebagai salah satu syarat Pemerintah Daerah Otonom diperlukan alat kelengkapan lainnya berupa Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Melalui surat keputusan No. 133 Tahun 2001 Tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat KotaTasikmalaya (PPK-DPRD). 

Melalui proses dan tahapan-tahapan yang dilaksanakan PPK-DPRD Kota Tasikmalaya yang cukup panjang, maka pengangkatan anggota DPRD Kota Tasikmalaya disyahkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 171/Kep.380/Dekon/2002 Tanggal 26 April 2002, selanjutnya tanggal 30 April 2002 diresmikannya keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya yang tetama kali.

Walikota Tasikmalaya 

Pada tanggal 14 November 2002 dilantiknya Bp. Drs. H. Bubun Bunyamin sebagai Walikota Tasikmalaya, pelantikan Walikota tersebut adalah segabai puncak momentum dari pemilihan Kepala Daerah pertama di Kota Tasikmalaya sebagai hasil dari Tahapan proses pemilihan yang dilaksanakan oleh Legislatif.